Apoteker Alfian Mahardika dengan Ceritanya Menempuh S2 di ITB

 Apoteker Alfian Mahardika dengan Ceritanya Menempuh S2 di ITB




BIODATA                  :

1.      Nama Lengkap            : Alfian Mahardika Forentin

2.      Nama Panggilan          : Alfi

3.      TTL                             : Wonogiri, 17 Agustus 1992

4.      Alamat                        :

Jl. HKSN, Komplek AMD Permai, Banjarmasin, Kalimantan Selatan

5.                          Riwayat Pendidikan    :

-          SMK Farmasi ISFI Banjarmasin (2007-2010)

-          S1 Fakultas Farmasi UMS (2010-2014)

-          Profesi Apoteker Farmasi UMS (2014-2015)

-          S2 (Kelompok Keilmuan Bioteknologi Farmasi) ITB (2016-2018)

Riwayat Pekerjaan       :

-          Dosen tidak tetap mata kuliah praktikum mikrobiologi dan bioteknologi molekuler di Universitas Muhammadiyah Surakarta (Jan 2015 - Mei 2016 & Sep 2018 – Feb 2019)

-          Asisten riset pada beberapa proyek terkait pengembangan obat alam sebagai antikanker di FF UMS (2015-2016)

-          Dosen kontrak mata kuliah bioteknologi molekuler, bioteknologi farmasi, farmakogenetik-farmakogenomik di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (Sep 2019-sekarang)

7.                          Hobi                            : Fotografi

8.                          Motto Hidup               :

* “Jika belum ada yang pertama maka jadilah yang pertama”

*“Belajar dari pengalaman orang lain karena kita tidak bisa hidup cukup lama untuk mengalaminya sendiri”


Apoteker Alfian Mahardika dengan Ceritanya Menempuh S2 di ITB

Di tengah perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju, penting bagi kita untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi guna menghadapi persaingan yang ketat. Seperti yang telah disarankan oleh apt. Alfi, apabila seseorang telah mengetahui bidang yang ingin didalami maka salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan “menempuh pendidikan semaksimal mungkin”. Setiap jenjang pendidikan akan mengarahkan kita ke bidang keilmuan yang semakin detail. Hal tersebutlah yang dirasakan beliau saat memilih bidang kefarmasian yang ingin ditekuni. Dapat ilustrasikan di mana ilmu farmasi yang didapat sejak jenjang SMF hingga S2 seperti “piramida”. “Ilmu farmasi itu sangat luas, semakin kita melanjutkan pendidikan maka kita akan mempelajari salah satu bagian dari ilmu farmasi itu secara detail,ujarnya.

Kita semua pasti tahu, saat mendalami proses pembelajaran di S1 banyak sekali bidang yang harus dipelajari seperti biologi, kimia, fisika, bahkan hingga manajemen pemasaran. Jika kita melanjutkan jenjang pendidikan maka kita akan diarahkan untuk mendalami keilmuan tertentu dari kefarmasian tersebut. Beliau bercerita, seperti saat beliau menempuh S2 dengan jurusan Bioteknologi Farmasi, maka fokus yang didalami adalah keilmuan Bioteknologi yang berhubungan dengan Bidang Farmasi. Jadi, semua kembali ke visi dan misi kita. Apakah visi misi tersebut sudah tercapai dengan menempuh pendidikan hingga tingkat tertentu atau harus lanjut lagi. “Namun, menuntut ilmu itu memang hal penting, jika kita bisa memahami bidang tertentu lebih mendalam maka akan memberikan “value” lebih untuk kita sebagai modal untuk menghadapi persaingan yang ada saat ini.” pesannya.

Beliau juga mengungkapkan bahwa mengenai prospek kerja ke depannya semua kembali lagi ke visi dan misi kita karena itu akan mengarahkan kita fokus ke bidang pekerjaan yang ingin dicapai. Banyak peluang bagi lulusan Farmasi seperti pada pelayanan kesehatan baik di RS, Puskesmas, Klinik, atau dalam bidang Industri seperti distribusi Alkes dan Obat, serta dalam bidang pengajaran seperti guru ataupun dosen, pun kita dapat bekerja di badan Pemerintahan sebagai peneliti. Setiap sektor tersebut pasti membutuhkan kualifikasi pendidikan yang berbeda. Sebagai contoh, saat kita memiliki target ingin berkarir sebagai dosen atau peneliti di badan Pemerintahan minimal kualifikasi yang dibutuhkan adalah S2. Bahkan saat ini di rumah sakit juga sudah banyak membutuhkan apoteker dengan latar belakang S2 Farmasi Klinis. “Jadi sepengamatan saya, lapangan kerja dapat berasal dari berbagai sektor namun untuk khusus peluang lulusan S2 mungkin hanya beberapa sektor tertentu saja. Jadi sangat penting perancanaan visi dan misi pribadi sejak dini untuk mengarahkan target yang akan kita capai,kata apt. Alfi yang pada 2015-2016 lalu menjadi asisten riset pada beberapa proyek terkait pengembangan obat alam sebagai antikanker di FF UMS.

Berbicara tentang peluang pekerjaan dan S2, mungkin ada sebagian dari kita yang memilih untuk melanjutkan S2 terlebih dahulu dibandingkan mengambil pendidikan profesi. Pun apt. Alfi menyarankan bahwa berdasarkan pengalaman rekan-rekan yang pernah ditemui, beliau menyarankan untuk melanjutkan pendidikan profesi terlebih dahulu karena mayoritas mereka yang telah lulus pendidikan S2 juga akan mengambil pendidikan profesi. Tantangan bagi mereka yang lebih dahulu mengambil S2 setelah itu pendidikan Profesi Apoteker adalah akan menempuh pendidikan dengan mahasiswa yang usianya jauh lebih muda dan pada beberapa orang hal ini butuh penyesuaian. Berdasarkan pengalaman pribadi beliau, beban tugas yang harus diselesaikan saat menempuh pendidikan profesi lebih banyak. Syarat kelulusannya pun saat ini lebih banyak dibandingkan dahulu. Selain itu, peluang kerja untuk kualifikasi S2-Apoteker lebih banyak dibandingkan hanya kualifikasi S2.

Menurut wanita kelahiran Wonogiri ini, pun ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat kita ingin melanjutkan study S2, beberapa persiapan yang dibutuhkan antara lain, pertama  mentukan bidang spesifik yang ingin diperdalam sedini mungkin karena jika kita mempelajari bidang yang kita suka maka akan mempermudah saat proses pendidikan nanti, kedua memperbanyak literasi mengenai jurusan yang diinginkan serta perguruan tinggi yang menjadi terget, ketiga jika berencana mengambil beasiswa maka carilah informasi sedini mungkin untuk membantu mempersiapkan semuanya, dan juga yang terpenting adalah menyiiapkan kemampuan berbahasa Inggris, karena sistem pembelajaran S2 lebih mandiri dan referensi yang dirujuk pun banyak menggunakan bahasa asing. Selain itu, sertifikat bahasa Inggris sangat penting untuk persiapan menempuh pendidikan lanjut hingga pencarian beasiswa. Pun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih jurusan untuk melanjutkan study, seperti mencari informasi jurusan diminati baik di dalam maupun luar negeri, memperdalam ilmu untuk mata kuliah yang akan diminati seperti mencari silabus yang mungkin nanti akan didapatkan karena hal ini menjadi gambaran tolok ukur sejauh mana spesifikasi ilmu yang akan didapat, persiapan persyaratan baik administratif maupun akademis, dan menargetkan akreditasi Perguruan Tinggi dan Program Studi, beliau juga bercerita bahwa, “Target dari saya pribadi dahulu adalah akreditasi perguruan tinggi dan program studi harus A. Hal ini saya persiapkan untuk persyaratan saat mencari pekerjaan di kemudian hari”.

Terkait jurusan apa saja yang akan diambil, saat ini banyak sekali kelompok keilmuan dari Ilmu Farmasi. Beliau memberi contoh di Magister Farmasi ITB, kelompok keilmuan S2 Farmasi ITB antara lain Farmasi Klinik, Farmasi Industri, Farmakologi dan Toksikologi Klinik, Farmasetika, Biologi Farmasi, Kimia, dan Bioteknologi. Jadi sangat penting untuk menemukan bakat diri yang mengarahkan kita untuk memperdalam keilmuan yang mana. Selain bakat diri mungkin kita juga sangat perlu mencari informasi jurusan S2 farmasi apa yang memiliki peluang pekerjaan yang besar saat ini.

Tentang pengalaman berorganisasi, saat menempuh pendidikan S1 Farmasi di UMS beliau memilih bergabung dengan ISMAFARSI sejak semester 1. Selain itu juga pernah menjadi pementor beberapa mata kuliah di SPC (Smart Pharmacy Club), serta Asisten Dosen untuk beberapa praktikum “Saya lupa ini praktikum apa karena saya tidak mengurus sertifikatnya hehe,beliau menjelaskan. Pengalaman di luar akademis yang diperoleh selama kuliah sangat penting untuk bekal saat ini. Pengalaman organisasi dapat melatih kemampuan public speaking, cara bersosialisasi, dan kerjasama tim. “ISMAFARSI memberikan saya kesempatan untuk sering berinteraksi dengan kawan-kawan dari berbagai perguruan tinggi baik dari regional (JOGLOSEPUR) hingga seluruh Indonesia. Hal ini menambah link pertemanan lintas perguruan tinggi. Hal itu merupakan pengalaman yang berharga karena memperluas pertemanan serta wawasan kita.” imbuhnya.

Lantas jika kita ingin melanjutkan jenjang pendidikan S2 menggunakan program beasiswa, apa saran dari ibu yang sekiranya dapat kita terapkan mulai sekarang? Beliau menjawab sebenarnya tak bisa memberikan penjelasan secara detail tentang hal ini, karena beliau tidak menggunakan beasiswa saat menempuh S2. Tetapi ada beberapa kiat–kiat umum yang sekiranya wajib dicoba, seperti mencari berbagai informasi peneyedia beasiswa sedini dan sebanyak mungkin, menyusun daftar persyaratan dari lembaga penyedia beasiswa, menyiapkan kemampuan Bahasa inggris dengan baik karena sertifikat kemampuan bahasa Inggris pasti dibutuhkan (TOEFL/IELTS).

Terakhir, ada beberapa harapan dan pesan yang ingin beliau sampaikan untuk kita, generasi penerus dalam bidang Ilmu Kefarmasian serta Mahasiswa/i Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, “Semoga kalian dapat memanfaatkan serta mengaplikasikan keilmuan yang dimiliki untuk kepentingan orang banyak. Sejatinya, ilmu yang kita miliki tidak akan berarti jika tidak bermanfaat. Selain itu, kita harus memberikan kontribusi semaksimal mungkin di manapun kelak kita bekerja. Jangan perhatikan status kalian saat bekerja tetapi lihatlah tanggung jawab kalian. Kinerja yang baik dapat memberikan kontribusi baik untuk instansi kerja hingga negara Indonesia. Pesan dari saya, belajarlah dengan bersungguh–sungguh bagaimanapun kondisinya, karena saya tau saat ini tantangan kalian lebih sulit dengan harus belajar di tengah pandemi yang tengah mewabah. Namun kalian harus ingat, kalian orang yang beruntung karena di luar sana banyak anak-anak lain yang ingin diposisi kalian saat ini jadi bagaimanapun kondisi kalian harus belajar sebaik mungkin. Tentukan visi dan misi kalian mulai saat ini. Perkaya pengetahuan dan wawasan sebanyak mungkin dengan tidak hanya mengandalkan dari perkuliahan saja.

Posting Komentar

0 Komentar