Erupsi Gunung Semeru
Oleh: Erna Rahmawati
Gunung Semeru atau Gunung Meru adalah sebuah gunung berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung ini terbentuk akibat Gunung Semeru atau Gunung Meru adalah sebuah gunung berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung ini terbentuk akibat subduksi Lempeng Indo-Australia kebawah Lempeng Eurasia.
Gunung Semeru meletus pada hari ini, Sabtu (4/12/2021). Letusan gunung api yang terletak di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang itu menyebabkan guguran lava dan awan panas yang melanda sejumlah daerah di sekitarnya. Letusan gunung api yang terletak di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang itu menyebabkan guguran lava dan awan panas yang melanda sejumlah daerah di sekitarnya.
Dilansir dari laman web CNN Indonesia, menurut Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Eko Budi Lelono menjelaskan penyebab Gunung Semeru erupsi pada Sabtu (4/12). Eko mengatakan kemungkinan erupsi Gunung Semeru disebabkan faktor eksternal seperti curah hujan tinggi, yang memicu bibir lava runtuh sehingga terjadi erupsi. Hal itu dinilai Eko lantaran aktivitas suplai magma dan material sepanjang November dan 1-3 Desember tidak mengalami perubahan signifikan. Catatan kegempaan juga dikatakan relatif rendah."Kelihatannya memang ada kaitan dengan curah hujan tinggi, sehingga menyebabkan runtuhnya bibir lava itu sehingga memicu adanya erupsi, atau ada guguran awan panas," ungkap Eko dalam konferensi pers dilansir dari Antara, Sabtu (4/12). Eko mengatakan dari sisi kegempaan di sekitar lokasi relatif rendah. Menurutnya tidak ada asosiasi dengan peningkatan supply magma atau batuan permukaan. Lebih lanjut Eko menilai sebetulnya tidak ada aktivitas Gunung Semeru yang berlebihan. Dari kegempaan yang memperlihatkan adanya supply magma disebutnya relatif biasa saja seperti sebelum-sebelumnya.
"Dari sisi kegempaan ini relatif rendah, tidak ada asosiasi dengan peningkatan adanya supply magma atau batuan permukaan. Aktivitas Gunung Semeru ini sebetulnya tidak ada aktivitas yang berlebihan dari kegempaan yang memperlihatkan adanya supply magma itu relatif biasa saja seperti sebelum-sebelumnya," kata Eko.Kemudian pada pukul 15.10 WIB Pos Gunung Sawur melaporkan visual abu vulanik dari guguran awan panas mengarah ke Desa Besuk Kobokan dan tercium bau belerang. Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan berdasarkan catatan data yang dihimpun, guguran lava pijar teramati sampai 800 meter dengan pusat guguran kurang lebih 500 meter di bawah kawah. Guruan awan panas Semeru mengakibatkan ribuan orang di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengungsi.
Menurut tribunnews.com isampaikan Ahli Kebencanaan UPN Veteran Yogyakarta Eko Teguh Slamet, tanda yang diberikan alam salah satunya adalah hujan dengan intensitas tinggi atau hujan di hari yang sama. Seperti diberitakan sebelumnya, Eko menjelaskan bahwa fenomena gunung Semeru meletus kemarin merupakan erupsi sekunder. Dia berkata, erupsi sekunder selalu terjadi di musim penghujan. Sampai sekarang korban yang terdata mengalami luka bakar mencapai 38 orang. Bahkan ada seorang janda, Mak Um (50) tewas akibat terkena Awan Panas Guguran (APG) Semeru. Masih ada korban lain di beberapa wilayah yang belum bisa devakuasi. Hal ini dikarenakan kondisi yang masih berbahaya dan tidak kondusif, sehingga proses pencarian korban harus ditunda.
0 Komentar