Ashari, Sosok di Balik @masukapoteker dan Sang Pengusaha Muda

 Ashari, Sosok di Balik @masukapoteker dan Sang Pengusaha Muda

Oleh: Vanessa Reza Artamevia



Halo, Sobat Nature! ALFARABI edisi ketiga kali ini akan menghadirkan Ashari Wahyu Budi Aji, S. Farm., sebagai narasumber. Beliau merupakan alumni S1 Farmasi UMS dan sedang menempuh program studi Apoteker di UMS pula. Menyelesaikan studi S1 pada tahun 2020 tak lantas menjadikan Kak Ashari sebagai pribadi yang minim pengalaman. Di usia beliau yang masih tergolong muda, beliau diberi amanah untuk mengemban jabatan sebagai salah seorang manajer pada platform Masuk Apoteker dari PT. Obat Inovasi Indonesia, juga pemilik dari sebuah apotek.

Di tengah kesibukannya, kak Ashari sempat membagikan beberapa kisah dan pengalaman serta pandangan beliau. Salah satunya mengenai kelanjutan menempuh pendidikan bagi sebagian orang di tengah perkembangan zaman yang semakin sulit ini.  Menurutnya, semua itu layak disesuaikan dengan kebutuhan. Namun bagi beliau belajar dan pendidikan itu tidak ada matinya, artinya sampai kapan pun akan menjadi bagian terpenting dalam pengembangan diri dan juga menjadi salah satu add value kita di era global. Hal yang tepenting bukan sebatas melanjutkan pendidikannya atau hanya sekedar mendapatkan ijazah, tapi bagaimana seseorang itu berproses serta menggali hardskill dan softskill untuk persiapan di dunia kerjanya.

Menurut Kak Ashari, untuk mendapatkan hasil yang menjajikan di dunia kerja itu ada syaratnya. Syaratnya adalah tetap harus dengan mengasah kemampuan dan fokus dengan tujuan. Di masa kuliah itulah kita seharusnya mempersiapkan, bukan saat sudah lulus kuliah baru selalu update dan upgrade diri. Waktu yang tepat untuk mempersiapkan diri yaitu saat-saat kuliah. Karena kalau sudah masuk dunia kerja, kita harus sudah profesional.

Kak Ashari juga menceritakan beberapa tantangan dan kiat-kiatnya dalam memulai sebuah bisnis. Tantangan pasti ada, saat awal beliau mendirikan apotek itu tidak sedikit yang menganggap remeh bahkan menghakimi. Namun semua itu kembali ke tujuan awal beliau. Jadi harus fokus, harus eksekusi, dan tentunya sharing ke orang-orang yang sudah sukses. Menurutnya, kita harus bisa mengatur keuangan dan hal terberat yang dihadapi para owner adalah administrasi dan perijinan karena itu sudah jauh dari apa yang seharusnya kita dapatkan sebagai nakes dan pelayan kesehatan.

Situasi yang sedang melanda dunia saat ini pun tengah menjadi perhatian khalayak serta mengambil hampir seluruh atensi masyarakat dunia, yakni pandemi COVID-19. Saat pandemi ini aturan yang berubah dan sulitnya menyediakan persediaan obat-obatan alkes merupakan tantangan yang harus dihadapi. Beliau pun membagikan kunci untuk sukses dalam mengembangkan bisnis. Pertama, kita harus studi kelayakan untuk bisnis kita, jangan lupa untuk sharing dengan orang-orang yang sudah sukses di bidang tersebut, fokus dengan usaha kita, dan harus konsisten serta presisten.

Selama kita masih, muda jatuh bangun itu bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan. Tapi kita harus selalu belajar dari kesalahan dan harus berani mengambil risiko. Terlebih di era digital seperti ini, kita harus selalu inovatif. Sebenarnya ada banyak sekali hal yang bisa kita kembangkan dan lakukan untuk usaha kita. Contohnya adalah diferensiasi, bisnis kita tentu harus punya ciri khas tentunya. Inovasi yang bisa dilakukan lagi adalah terkait digitalisasi karena tantangan yang harus dihadapi di masa depan adalah teknologi.

Di umur beliau yang ke-25 tahun, saat ini beliau dipercaya oleh perusahaan untuk menjadi manajer di perusahaan dan 2 platform, yaitu @masukapoteker dan @obatapps yang keduanya merupakan platform farmasi nomor 1 di Indonesia. Kak Ashari dan timnya sudah melakukan kerja sama dengan berbagai asosisasi dan kampus. Selain jadi investor di beberapa perusahaan dan sedang bangun perusahan sendiri juga pasti banyak suka dukanya. Beliau memulai karirnya du perusahaan itu 2 tahun yang lalu. Setelah diangkat menjadi manajer tentunya beban makin berat, mulai merekrut tim, mengatur marketing, keuangan dan sebagainya. Tentunya tidak sedikit juga ditolak berbagai customer/klien, bahkan pernah dianggap remeh karena status beliau saat diangkat manajer belum lulus kuliah. Tapi beliau terus proses, terus belajar, terus inovasi dan berkarya, selalu approach ke berbagai pihak, serta membangun tim di berbagai daerah sehingga saat ini pengguna platform tersebut sudah sampai 50.000 se-Indonesia. Banyak tekanan tentunya, baik internal maupun eksternal. Namun, beliau merasakan lebih banyak suka daripada duka. Misalnya, bertemu teman baru, belajar dari orang-orang hebat, dan bisa kontribusi untuk profesi beliau sendiri. Beliau memiliki tim apoteker muda sehingga lebih nyaman walaupun klien yang ditemui sudah senior.

Menelisik kembali perjuangan Kak Ashari saat menempuh pendidikan S1 di Fakultas Farmasi UMS, beliau mengungkapkan pernah ambil andil dalam beberapa bidang organisasi, dan ini merupakan salah satu kunci utama kesuksesannya saat ini. Berikut beberapa diantaranya,

1)       Bungo branch of the Indonesian Young Entrepreneurs Association 2020-Present

2)       Chairman of the Jambi Millennial Founder Association 2020-Present

3)       The Presidium of Youth Care for Kuamang 2020-Present Expert Staff of Strategy and

4)       Advocacy Studies of the Joglosepur Pharmacy Student Senate Association 2018-2020

5)       Magazine Redactor of NATURAL 2018 Reporter for the Natural Student Press Institute 2017

6)       Student Welfare Advocacy Board of Pharmacy UMS

7)       Student Executive Board 2017

8)       Deputy Secretary General of Bujang Gadis Jambi 2015-2016

Beliau juga mengungkap bahwa hal ini sangat berguna, apa yang kita lakukan terutama di organisasi itu yang akan digunakan di dunia kerja seperti team work, mengatur waktu dan diri, leadership, serta komunikasi. Kita semua punya pilihan tapi selagi masih muda dan masih diberi kesempatan untuk ikut organisasi dan kegiatan di luar kuliah tentunya yang positif. Kak Ashari mengungkap bahwah dirinya bisa sampai di titik ini berawal dari organisasi, dan Natural juga salah satu tempat beliau tumbuh. Beliau juga berpesan untuk teman-teman yang masih bimbang dalam menentukan peminatan tau dulu apa yang diri kita mau dengan sering berdiskusi dengan teman terkait pekerjaan dan minat.

Menurut beliau, minat itu tidak terlalu jadi masalah, asal diri kita senang menjalani prosesnya. Banyak yang terjebak dengan minat dan mereka langsung lihat hasilnya, padahal yang paling terpenting itu prosesnya, bukan hasilnya. Kita akan terus berkembang dengan berproses. Jadi coba tanyakan pada diri sendiri tentang kesenangan kita serta ingin kerja di lingkungan seperti apa nantinya karena minat bisa berubah sesuai dengan keadaan dan realita hidup. Selain itu kita juga harus bisa menimbang risiko tentunya. Sering kali anak muda terjebak pada kata "passion". Baru gagal sekali, atau mungkin lagi jenuh saja, lalu menyerah di tengah perjalanan. Beliau pun membagikan sebuah kutipan yang patut kita catat, yakni "Lakukan apa yang kamu cintai, cintailah apa yang kamu lakukan.”

Terakhir, beliau mengungkapkan beberapa strategi dan pesan dalam menghadapi lika-liku kehidupan di kampus. “Aku selalu punya GPS”, ujar beliau. G merupakan singkatan dari goals, P merupakan singkatan dari plan, sedangkan S merupakan singkatan dari strategy. Kita juga harus menempelkan mimpi kita di tempat yang private atau paling sering kita gunakan, misalnya tempat tidur. Setelah itu, susun rencana apa yang bakal ditempuh untuk mencapai mimpi itu. Untuk bisa nempuh jalan itu, tentu harus punya strategi. Kalaupun tidak lancar, paling tidak kita punya strategi yang lain. Hal yang terpenting adalah do it!

Kita juga tidak boleh banyak bergantung dan berharap dengan orang lain. Menurut Kak Ashari, tidak ada orang yang loyal hanya kepada satu orang atau beberapa orang, tapi dia akan loyal pada mimpinya. Pesan beliau untuk mahasiswa farmasi, “Yuk, berjuang menjadi apoteker yang berdaya di kaki sendiri, berkontribusi ke profesi walau sedikit, dan mari terus jaga marwah apoteker.


Posting Komentar

0 Komentar